Kisah Tragis Pria Berbobot 368 Kilogram
Gaya hidup buruk membawanya ambang kematian.
Hanya punya dua pilihan.
Apa itu?
Berdiet atau mau menderita seumur hidup

Keith Martin, 42, merasa di ambang kematian. Dengan bobot tubuh
mencapai 368 kilogram, ia hanya bisa berbaring di tempat tidur.
Deritanya pun memuncak ketika mendapati pembesaran biji testis hingga
sebesar bola bowling.
Sosoknya menjadi bahan pembicaraan di
dunia. Ada yang iba. Namun, mayoritas menghujat gaya hidupnya yang
buruk. Dokter bahkan memberi peringatan tegas, "Ambil saran kami atau
mati!"
Mendengar kata mati, Martin mulai ngeri. "Saya mencoba
untuk memperhatikan saran mereka, tetapi sebenarnya tidak ada yang
memberatkan saya kecuali berita utama di seluruh dunia yang berbicara
tentang berat badan saya,” ujarnya, dikutip Daily Mail.
Jika
nafsu makan memuncak, Martin bisa menghabiskan sebungkus daging asap,
enam sosis, enam telur, roti panggang berukuran besar, sandwich, dan
kacang-kacangan saat makan siang. Malamnya, ia biasa melahap dua loyang
pizza besar, dan tiga kebab ukuran jumbo.
Itu baru menu makanan
utama. Di sela-sela jam makan, ia juga terbiasa ngemil biskuit, permen,
kue, dan cokelat. Menyantap empat sandwich dengan ham dan daging babi
asap bahkan menjadi ritualnya setiap malam sebelum tidur.
Ditambah
kebiasaan minum dua liter cola dan enam gelas kopi manis, asupan kalori
yang masuk ke tubuhnya mencapai 20.000 per hari. Angka ini 10 kali
lipat dari kebutuhan kalori harian.
Merasa di tepi jurang bunuh
diri, ia sekuat tenaga membatasi diri hanya menyantap 1.500 kalori. “Ini
merupakan proses yang sulit, tapi saya berusaha untuk tetap berpegang
teguh pada diet baru saya,” ujar pria setinggi 175 sentimeter ini.
Demi
mengembalikan harapan hidup yang panjang, ia harus menurunkan berat
badan setidaknya setengah dari angka sekarang. “Saya ingin menjadi
setipis di masa muda saya, tetapi apa yang saya inginkan sebenarnya
adalah duduk nyaman di kursi berukuran normal.”
Martin sudah
mungkin sudah lupa rasanya duduk di kursi. Terakhir kali bisa duduk di
kursi adalah tujuh tahun yang lalu. Itupun membutuhkan dua tempat duduk.
“Saya juga punya detak jantung yang tidak teratur, asma berat,
migrain,” ujarnya.