Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Hubungan Antara Tidur dengan Kesehatan serta Usia

Boleh percaya boleh juga tidak, para ahli ilmu tidur (Somnologis) dan para ahli ilmu ketuaan (Gerontologis) percaya adanya hubungan yang erat antara masalah tidur dengan masalah kesehatan dan ketuaan seseorang. Bahkan orang awam didalam bidang itu pun umumnya paham bahwa orang yang sehat tidak akan sulit untuk tidur dan tidur itu sangat baik, bermanfaat bagi orang sakit.

Tetapi para ahli berpendapat, bahwa Manula (Manusia lanjut usia atau kaum adiyuswa) yang waktu tidurnya menjadi berubah semakin lebih lama atau lebih pendek dari ketentuan umum, menandakan semakin dekatnya saat kematian.

Mekanisme terjadinya tidur juga telah banyak dipelajari dan para ahli berkesimpulan, bahwa tidur diatur secara hormonal (yang menyatakan) adalah yang dapat menyesuaikan/mengikuti ritme atau siklus tertentu yang dikenal dengan sebutan ”Bioritme” atau Bioritme Internal (Ritme kebutuhan biologis yang terjadi didalam tubuh). Tetapi terkadang hal itu bisa dikacaukan oleh keadaan eksternal (pengaruh dari luar), seperti misalnya yang sering terjadi pada penderita Jet Lag *), walau masih bisa diadakan penyesuaian setelah beberapa waktu. Namun begitulah, bisa juga bioritmenya memang sudah atau sedang kacau (out of syno) sehingga untuk mensinkronnya/menstabilkannya kembali, para ahli medis perlu menuliskan resep pengobatan dengan obat-obatan hasil dari produk kimia/farmasi).

Para somnologis umumnya dapat membuat preskripsi faali (anjuran terapi/pengobatan) dengan mengubah pola tidur (kebiasaan waktu untuk tidur), juga bagi penderita insomnia kronis (gangguan tidur yang telah lama tidak hilang-hilang).

Kebiasaan begadang sampai jauh malam sering pula disebut sebagai suatu kebiasaan perlu segera dirubah, sebab jelas akan sangat merugikan dan tidak baik bagi kesehatan tubuh, malah bila terus-menerus berulang, berlangsung pada waktu jangka panjang akan bisa memperpendek umur. Sesekali tidak tidur, satu atau dua malam memang tidak apa-apa terlebih bila segera dibayar kembali pada malam-malam berikutnya.

Belajar semalam suntuk menjelang ujian juga disebutkan bukan cara belajar yang baik dan harus dapat dihindari.

Para pakar dibidang pendidikan sebenarnya juga sudah sering dihimbau, bahkan diminta untuk lebih memperhatikan lagi tentang diperlunya mengatur jadwal pelajaran dan ujian sedemikian rupa agar ada keseimbangan bagi para siswa / pelajarnya didalam membagi waktu atau menikmati kesempatan yang cukup untuk belajar, bermain, relaksasi, belajar lagi (ditempat kursusdan dirumah), serta untuk istirahat tidur.

*) Jet Lag : kekacauan siklus biologis akibat telah mengadakan penerbangan jarak jauh, yang sering pula menimbulkan gejala-gejala Insomnia, yakni : Letih, mengantuk pada siang hari, tidak berselera makan, mudah tersinggung atau marah dan sering pusing (sakit kepala)(rasanaetimur.wordpress.com)